PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAPAP
LIKUIDITAS PADA PTPN II WILAYAH
SUMATRA UTARA
OUTLINE
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Melaksanakan
Seminar Outline Skripsi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Panca Budi
Oleh :
AGUS APRIZAL
1015100042
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat
Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan outline skripsi ini yang disusun
guna sebagai syarat untuk pembuatan skripsi. Adapun judul outline skripsi yang
penulis ajukan adalah “Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada
PTPN II Wilayah Sumatera Utara”.
Outline skripsi ini belum
begitu sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga outline skripsi ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
bagi penulis
selanjutnya.
Akhirnya
penulis mengharapkan semoga dalam penulisan penelitian ini nantinya dapat
berguna bagi penulis dan para pembaca. Akhirnya atas segala bantuan, penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, Oktober 2013
Penulis
Agus Aprizal
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah.................................................................................. 1
B.
Indentifikasi dan batasan masalah ................................................................ 4
C.
Rumusan masalah........................................................................................... 4
D.
Tujuan dan manfaat penelitian....................................................................... 4
E.
Hipotesis ....................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Piutang........................................................................................................... 6
1. Pengertian
piutang..................................................................................... 6
2. Kebijakan
manajemen piutang .................................................................. 10
3. Analisis
umur piutang................................................................................ 11
B.
Perputaran piutang......................................................................................... 13
1. Pengertian
perputaran piutang................................................................... 13
2. Mengukur
perputaran piutang.................................................................... 14
3. Penyebab
turunnya rasio perputaran piutang............................................. 15
C.
Likuiditas....................................................................................................... 16
1. Pengertian
likuiditas................................................................................... 16
2. Rasio
likuiditas .......................................................................................... 16
D.
Penelitian terdahulu....................................................................................... 18
E.
Kerangka konseptual ..................................................................................... 20
BAB
III METODE PENELITIAN
A.
Rancangan penelitian .................................................................................... 21
B.
Tempat dan waktu penelitian ........................................................................ 21
C.
Defenisi operasional variabel......................................................................... 22
D.
Jenis dan sumber data ................................................................................... 22
E.
Populasi dan sampel....................................................................................... 22
F.
Teknik pengumpulan data ............................................................................. 23
G.
Teknik analisis data ....................................................................................... 23
H.
Uji hipotesis................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 kajian penelitian terdahulu ........................................................................ 19
Table
3.1 rencana penelitian ...................................................................................... 21
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka
pemikiran teoritis ................................................................... 20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin
berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan,
khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga
kelangsungan hidup sebuah perusahaan dalam persaingan yang semakin ketat
dibutuhkan suatu pengelolaan sumber daya
yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi pihak manajemen, selain
dituntut untuk mengkoordinasikan pengelolaan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan
secara efektif dan efisien, juga dituntut untuk dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan di
masa yang akan datang.
Semua perusahaan
manufaktur di Indonesia
dalam era globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah
dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar
domestik maupun
pasar global. Jika perkembangan perusahaan manufaktur tersebut tidak didukung oleh pengawasan yang ketat, maka hal ini dapat menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti penyalahgunaan penyaluran kredit yang akhirnya menjadi kredit macet, sehingga
perusahaan manufaktur tersebut mengalami masalah likuiditas
yang parah, akibatnya menjadikan perusahaan tersebut
mengalami pailit (dilikuidasi) dan akhirnya
mengganggu kelangsungan
hidup
perusahaan tersebut (going concern).
Berjalannya kegiatan operasional perusahaan sangat di pengaruhi
oleh tingkat perputaran piutang. Kegiatan operasional
yang
dilakukan dengan mengunakan modal yang didapat dengan kondisi perusahaan akan menghasilkan perolehan laba. Dalam penjualan kredit perusahaan
akan mendapatkan resiko.
Perekonomian yang semakin meningkat pada saat
sekarang ini jika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menimbulkan langkah-langkah konkrit dan munculnya produk-
produk baru dari perusahaan. Banyak perusahaan yang memproduksi barang sejenis dengan merk yang berbeda-beda sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan harus
pandai-pandai dalam membaca situasi persaingan dengan harga bersaing dan kualitas
produk perusahaan dituntut untuk
menarik tingkat daya beli konsumen
yang tinggi agar menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Perputaran piutang sangat penting bagi sebuah perusahaan karena
merupakan rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur effisiensi modal kerja
dalam sebuah perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan
dalam melakukan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang
mungkin akan timbul. Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
berbeda-beda, salah satunya tergantung jenis perusahaan dan seberapa besar
perusahaan tersebut. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis
sehingga harus mengikuti perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja
merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan
masalah likuiditas perusahaan. Perputaran piutang yang tinggi maka kondisi
modal yang ada akan semakin tinggi dan perusahaan dikatakan liquid.
Apabila perputaran piutang rendah maka kondisi modal yang ada juga akan
dikatakan rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid.
Perusahaan harus benar-benar teliti dalam menginvestasikan dana perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Likuiditas sangat
diperlukan oleh perusahaan sebagai jaminan pemenuhan kewajiban jangka
pendeknya. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah
penting bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya yang sangat
berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan
digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban secara tepat waktu artinya perusahaan dalam keadaan liquid
dan perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang
lebih besar dari hutang lancarnya. Jadi, dengan melihat likuiditas suatu
perusahaan, pihak kreditur dengan dapat menilai baik buruknya perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk dapat
mempertahankan likuiditasnya. Secara umum, semakin tinggi likuiditas, maka
semakin rendah resiko kegagalan perusahaan. Likuiditas perusahaan ditunjukkan
oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas
(meliputi kas, piutang, surat berharga, persediaan).
Kas merupakan aktiva lancar yang paling
tinggi tingkat likuiditasnya, artinya dengan ketersediaan kas yang cukup maka
perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Dengan kata lain, semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan
akan semakin tinggi pula likuiditasnya. Menilai ketersediaan
kas dapat dihitung dari perputaran kas. Tingkat perputaran kas merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan kas yang tersedia. Suatu perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi
karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut
rendah dan mencerminkan adanya kelebihan kas. Sebaliknya apabila jumlah kas
relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau dapat
berada dalam keadaan illikuid.
Rahmat dan Nur (2008)
meneliti tentang pengaruh perputaran piutang dan pengumpulan piutang terhadap
likuiditas perusahaan pada CV. Bumi Sarana Jaya Gresik tahun 2001 – 2005..
Adapun hasil dari penelitian tersebut bahwa perputaran piutang dan pengumpulan
piutang secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan CV. Bumi
Sarana Jaya dan perputaran piutang dan pengumpulan piutang secara parsial
berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan CV. Bumi Sarana Jaya. Hasil tersebut
sejalan dengan penelitian Dongoran (2009) mengenai pengaruh perputaran piutang
dan perputaran kas terhadap tingkat likuiditas perusahaaan tekstil yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2005-2009.
Berdasarkan latar
belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Perputaran Piutang
Terhadap Likuiditas Pada PTPN II Wilayah Sumatera Utara”
B. Identifikasi dan batasan masalah
1.
Identifikasi
masalah
Dari uraian yang telah
diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Bagaimana Pengaruh Perputaran Piutang Realita Terhadap pada PTP II Wilayah Sumatera
Utara.
b.
Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap
Likuiditas Perusahaan
2. Batasan masalah
Dalam
mengadakan penelitian terhadap objek yang diteliti, terlebih dahulu ditentukan
batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini hanya membahas
mengenai Perputaran Piutang dan Likuiditas pada PTPN II Sumatera Utara
C. Rumusan Masalah
Merujuk pada batasan
masalah di atas, penulis mencoba merumuskan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1.
Apakah perputaran piutang
memiliki pengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada PTPN II
Wilayah Sumatera Utara
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
perputaran piutang terhadap likuiditas secara parsial dan simultan pada PTPN II
Wilayah Sumatera Utara
2. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat penelitian, yaitu:
a.
Bagi mahasiswa/i, dengan hasil yang
diperoleh diharapkan para pemakai informasi perputaran piutang terhadap
likuiditas mendapat informasi untuk pengambilan keputusan.
b.
Bagi Institusi , penelitian ini penting
dan selanjutnya meningkatkan dan membawa organisasi ke arah yang lebih baik di
PTPN II wilayah Sumatera Utara
c.
Bagi akademis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan referensi dan sebagai bahan masukan untuk penelitian
selanjutnya melakukan penelitian serupa.
E. Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya yang disusun oleh peneliti yang kemudian
akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.
Menurut Sugiyono (2002 : 51) “Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan
malasah penelitian biasanya di susun dalam bentuk kalimat pertanyaan”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis
merumuskan hipotesa penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
“Ada pengaruh Perputaran Piutang terhadap Likuiditas pada
PTPN II Wilayah Sumatera Utara” .
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Piutang
1.
Pengertian Piutang
Hampir semua
jenis barang saat ini dapat dibeli secara kredit, karena penjualan secara
kredit ini merupakan politik yang biasa dilakukan dalam dunia bisnis untuk
merangsang minat pelanggannya. Meskipun pada umumnya, perusahaan akan lebih
menyukai penjualan secara tunai daripada secara kredit, namun tekanan-tekanan
persaingan telah memaksa kebanyakan perusahaan untuk menawarkan kredit.Penjualan secara kredit, maka perusahaan akan memiliki
piutang. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian
mengenai piutang dari beberapa ahli :
a.
Menurut
Indriyo(2000:83) yaitu :
“Piutang adalah merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan
yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit,
dengan tujuan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan.”
b.
Menurut
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz (1997:258) yaitu :
“Piutang adalah jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan
oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit.”
c.
Menurut
Lukman Syamsuddin (2001:255) yaitu :
“Piutang adalah yang timbul karena adanya transaksi
penjualan secara kredit oleh perusahaan kepada para langganannya.”
Penjualan secara kredit sengaja
dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan, sehingga
dapat menimbulkan beberapa keuntungan dalam bentuk:
1.
Kenaikan
hasil penjualan.
2.
Kenaikan
laba. Hal ini adalah sebagai akibat dari kenaikan dalam hasil
penjualan sehingga menimbulkan kenaikan pada laba
perusahaan.
3.
Memenangkan
persaingan. Dalam dunia bisnis saat ini maka hampir semua perusahaan politik
penjualan kredit ini. Oleh karena itu untuk menjaga posisi perusahaan di dalam
persaingan maka haruslah dilakukan politik penjualan kredit tersebut, apabila
tidak ingin merosot dalam posisi persaingan di pasar. Politik penjualan kredit
yang agresif akan dapat merangasang minat calon konsumen yang memungkinkan
untuk memakai dan menikmati kegunaan barang yang dibelinya tanpa harus
mengeluarkan uang yang besar pada saat membeli, sehingga pembeli dapat
menikmati sekarang juga dengan membayar sisanya nanti dikemudian hari.
Selain dapat menimbulkan keuntungan,
piutang juga dapat menimbulkan berbagai biaya bagi perusahaan. Artinya
perusahaan tetap tidak terlepas dari penanggungan risiko berupa biaya. Adapun
risiko yang terkandung dalam piutang, yaitu sebagai berikut :
a. Risiko tidak terbayarnya seluruh piutang
b. Risiko tidak terbayarnya sebagian piutang
c. Risiko keterlambatan dalam melunasi piutang
d. Risiko tertanamnya modal dalam piutang
Sedangkan biaya
yang timbul akibat dari adanya piutang adalah:
1.
Biaya
Penghapusan Piutang
Biaya penghapusan piutang/piutang
ragu-ragu/bad debt resiko terhadap
tidak tertagihnya sejumlah tertentu dari piutang akan dimasukkan sebagai biaya
bad debt atau piutang ragu-ragu yang nantinya akan diadakan penghapusan
piutang. Oleh karena itu perlu diperhitungkan pada setiap periode.
2.
Biaya Pengumpulan Piutang
Dengan adanya piutang maka timbul
kegiatan penagihan piutang yang akan mengeluarkan biaya disebut sebagai biaya
pengumpulan piutang.
3.
Biaya Administrasi
Terhadap
piutang diperlukan kegiatan administrasi yang akan mengeluarkan biaya.
4.
Biaya
Sumber Dana
Dengan terjadinya piutang maka
diperlukan dana dari dalam maupun luar perusahaan untuk menjagainya. Dana
tersebut diperlukan untuk sumber dana (weighted
cast).
Adapun langkah-langkah
preventif yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut adalah manajer
kredit hendaknya memerhatikan lima “C” dari kredit sebelum memutuskan pemberian
kredit kepada pelanggan, yaitu sebagai berikut :
a. Character, dalam hal ini manajer kredit harus memerhatikan
karakter dari si pemohon. Apabila pelanggan lama, maka dapat dilihat pada track record yang ada dikartu piutang.
Bila pelanggan baru, maka dapat ditanyakan pada mitra usahanya dan referensi
pihak lain yang menjamin.
b. Capacity. Dalam hal ini manajer kredit perlu memerhatikan
kemampuan pelanggan dalam mengelola bisnisnya. Di kantornya bisa dilihat pada debt service
coverage, rasio likuiditas, time interest earned, serta return on assets.
c. Capital. Dalam hal ini manajer kredit perlu memerhatikan modal
yang dimiliki pelanggan. Hal ini bisa dilihat pada pos equity dalam laporan keuangan pelanggan
d. Collateral. Dalam hal ini manajer kredit perlu memerhatikan jaminan
yang diberikan oleh pelanggan untuk menutup kerugian apabila pelanggan tidak
bisa melanjutkan angsurannya.
e. Conditions
of economics. Dalam hal ini
manajer kredit perlu memerhatikan apakah perusahaan pelanggan tersebut rentan
terhadap perubahan kondisi ekonomi, baik makro maupun lini bisnis
pelanggan.
Dengan timbulnya biaya bagi perusahaan tersebut, untuk
itu perusahaan perlu melakukan analisis ekonomi tentang piutang yang bertujuan
untuk menilai apakah manfaat memiliki piutang lebih besar atau kecil dari
biayanya. Apabila diperkirakan bahwa manfaatnya lebih besar, maka secara
ekonomi pemilikan piutang (penjualan kredit) tersebut dibenarkan. Analisa
tersebut merupakan salah satu bagian dari pengelolaan piutang.
Berapa besar kecilnya piutangyang
ingin diketahui dapat dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Drs.
Abdul Halim, M.M., Ak. Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Keuangan Bisnis”,
mengemukakan bahwa adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya investasi dalam piutang, yaitu sebagai berikut :
a.
Kebijakan
penjualan kredit. Semakin longgar kebijakannya, akan semakin besar pula jumlah
investasi dalam piutang. Sebaliknya, semakin ketat kebijakannya, akan semakin
kecil jumlah investasi dalam piutang.
b.
Syarat
pembayaran penjualan kredit. Semakin longgar syarat pembayaran yang
diberlakukan kepada pelanggan, akan semakin besar jumlah investasi dalam
piutang. Sebaliknya, semakin ketat syarat pembayaran yang dibelakukan kepada
pelanggan, akan semakin kecil jumlah investasi dalam piutang.
c.
Ketentuan
tentang pembatasan kredit. Semakin besar pembatasan kredit yang diberlakukan,
akan semakin besar jumlah investasi dalam piutang. Sebaliknya, semakin kecil
pembatasan kredit yang diberlakukan, akan semakin kecil jumlah investasi dalam
piutang.
d.
Kebijakan
dalam mengumpulkan piutang. Semakin ketat kebijakan dalam mengumpulkan piutang,
akan semakin kecil jumlah investasi dalam piutang.
e.
Kebiasaan
membayar dari para pelanggan. Apabila kebiasaan pelanggan dalam membayar
utangnya sering terlambat, maka akan semakin besar jumlah investasi dalam
piutang.
Hub :AGUS
Hp :0813 7097 1367
saya mau lanjutannya, bagaimana?
BalasHapusKalo mau transfer kemana?
Masih ada niat mau beli proposal ny
BalasHapusHubungi no 081370971367